Di Ujung Waktu



Untukmu yang kini telah sampai di perbatasan laut
Menepis sebuah pertemuan singkat
Berhijrah kepada pangkuan dua buah bola mata
Yang daritadi masih saja menyipit rindu selepas memejamkan mata

Suatu saat aku ingin kau kembali pulang
Berbagi sapa kepadaku, anak gadismu ini
Berbincang-bincang tentang berbagai hal sampai aku terlelap tidur
Lalu, mendoakan ku seraya tercenung dan merenung lagi

Di ujung waktu, kau pernah mengatakan berjuta mimpi
Terasa dekat hingga terdengar di kedua telingaku ini
Membangunkan ku di dalam akhir imajinasi ku sore hari
Mungkin harapanmu kepadaku terlalu tinggi

Melihat awan biru yang kembali tersenyum
Kau mengutarakan, "Itu harapan ayah kepadamu, Nak."
"Apa aku yang terlalu tidak percaya diri dengan harapanmu, ayah?"

Tanda tanya mencari jawaban
Perihal harapan demi harapan yang kau utarakan
Berujung pada sebuah penantian panjang bertanam rindu
Kau adalah lelaki hebatku nomor satu

Kapan kau kembali pulang?
Tak sabar ku mendengar ocehan-ocehanmu
Tak sabar ku ingin dipelukmu
Tak sabar ku dimanja olehmu

Lama menunggu tak berbalas temu
Lama berharap yang tertinggal hanyalah kegelisahan
Cemas serta gundah gulana menjadi asupan
Pagi menjelang malam bersuara sunyi lagi pengap

Esok ataukah nanti, pulanglah
Berilah kabar walau sebentar saja
Ibu menangis terisak-isak
Adik kecil rewel tiada henti, "Ayah, kapan pulang?"

Di ujung waktu kembali, aku tunggu kabarmu
Semoga kau baik-baik saja
Tak usah membawa buah tangan
Asalkan kau pulang sudah membahagiakan

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa Aku Di Matamu?

Sembunyi