Sembunyi
Dia, si kelopak bunga.
Mencari orang yang sama.
Menoleh ke belakang, namun tak ada.
Melirik ke samping, hanya sia-sia.
Nyatanya, ini cerita fiktif belaka.
Mencari orang yang sama.
Menoleh ke belakang, namun tak ada.
Melirik ke samping, hanya sia-sia.
Nyatanya, ini cerita fiktif belaka.
Dia, si kelopak bunga.
Diam-diam menatap fajar pun senja.
Sambil menikmati alunan nada.
Nyatanya, ini cerita fiktif belaka.
Diam-diam menatap fajar pun senja.
Sambil menikmati alunan nada.
Nyatanya, ini cerita fiktif belaka.
Dia, si kelopak bunga.
Tertatih dalam sembunyi matanya.
Sedikit demi sedikit, hilang tak bernyawa.
Nyatanya, ini cerita fiktif belaka.
Tertatih dalam sembunyi matanya.
Sedikit demi sedikit, hilang tak bernyawa.
Nyatanya, ini cerita fiktif belaka.
Dia, si kelopak bunga.
Pura-pura menjadi orang bahagia
Menahan tangis dengan tertawa
Nyatanya, ini cerita fiktif belaka
Pura-pura menjadi orang bahagia
Menahan tangis dengan tertawa
Nyatanya, ini cerita fiktif belaka
Dia, si kelopak bunga
Pura-pura tidur memejamkan mata
Atau sekedar membuka jendela
Nyatanya, ini cerita fiktif belaka.
--
Pesan : nyatanya, ini benar. bukan kepalsuan. kamu ngerti kan?
si kelopak bunga pun, larut dalam lamunannya dan melenyapkan perasaannya. dia sadar, untuk kesekian kalinya. perasaanya hanya membuat dia lalai dalam mengingat Tuhannya. Tuhannya cemburu, tapi si kelopak bunga, bodoh dan lupa.
Pura-pura tidur memejamkan mata
Atau sekedar membuka jendela
Nyatanya, ini cerita fiktif belaka.
--
Pesan : nyatanya, ini benar. bukan kepalsuan. kamu ngerti kan?
si kelopak bunga pun, larut dalam lamunannya dan melenyapkan perasaannya. dia sadar, untuk kesekian kalinya. perasaanya hanya membuat dia lalai dalam mengingat Tuhannya. Tuhannya cemburu, tapi si kelopak bunga, bodoh dan lupa.
99
BalasHapusTahun lahir gue wkwkwk
BalasHapus