Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Langkah

Ada bayanganmu disini Di setiap ku melangkah kaki Melewati hari-hari tanpa henti Kamu, seorang lelaki berpeci Keyakinan dan keteguhanmu Semangat serta ambisimu Dibaluti kesabaran dan ketakwaan Yang membuatmu semakin menawan Baju koko putih yang kau kenakan Sarung motif kotak-kotak yang kau kibarkan Pergi ke masjid, mengumandangkan adzan Boleh aku simpan dalam ingatan?

Sembunyi

Dia, si kelopak bunga. Mencari orang yang sama. Menoleh ke belakang, namun tak ada. Melirik ke samping, hanya sia-sia. Nyatanya, ini cerita fiktif belaka. Dia, si kelopak bunga. Diam-diam menatap fajar pun senja. Sambil menikmati alunan nada. Nyatanya, ini cerita fiktif belaka. Dia, si kelopak bunga. Tertatih dalam sembunyi matanya. Sedikit demi sedikit, hilang tak bernyawa. Nyatanya, ini cerita fiktif belaka. Dia, si kelopak bunga. Pura-pura menjadi orang bahagia Menahan tangis dengan tertawa Nyatanya, ini cerita fiktif belaka Dia, si kelopak bunga Pura-pura tidur memejamkan mata Atau sekedar membuka jendela Nyatanya, ini cerita fiktif belaka. -- Pesan : nyatanya, ini benar. bukan kepalsuan. kamu ngerti kan? si kelopak bunga pun, larut dalam lamunannya dan melenyapkan perasaannya. dia sadar, untuk kesekian kalinya. perasaanya hanya membuat dia lalai dalam mengingat Tuhannya. Tuhannya cemburu, tapi si kelopak bunga, bodoh dan lupa. 

Siapa Aku Di Matamu?

Siapa aku dimatamu? Aku, dimatamu, serpihan kaca yang hanya membuatmu luka ya? Ya kan? Hehehe (ketawa pahit) Siapa aku dimatamu? Aku, dimatamu, bayangan yang hanya membuatmu kesal ya? Ya kan? Hehehe (ketawa pahit) Siapa aku dimatamu? Aku, dimatamu, pengganggu kehidupan bagaikan benalu pada inangnya ya? Ya kan? Hehehe (ketawa pahit) Siapa aku dimatamu? Aku, dimatamu, cuma sampah kan? Ya kan? Hehehe (ketawa pahit) Siapa aku dimatamu? Aku, dimatamu, hanya daun yang berserakan dan ingin kamu injak kan? Injak aja, sampai rusak. Sampai mati. Hehehe (berusaha tegar) Boleh aku lari? Boleh aku tidak mengharapkan(mu) Wahai penjahat (hati) Merenggut rohani jasmani, aku payah. Kamu, kenapa dari awal datang? Mengetuk pintu tanpa mengenal Siapa pemilik rumahnya Kamu, kejam Kenapa datang? Kenapa membuat harapan? Nyatanya kamu tidak mempertahankan Harapanmu.

Seorang Gadis Yang Kesepian

Memeluk tubuhnya yang menggigil Karena hujan menerpa dirinya Karena hujan menerpa wajahnya Karena hujan telah membasahi matanya Duduk sendirian di keramaian Terpojokkan, atau dia mengasingkan diri Seperti mempreteli satu per satu keresahan Seperti benderang yang tidak ada di alam pikirannya Gelap hitam pekat Sisi lain tertutup rapat Pelukan yang tidak bersekat Pun diabaikan walaupun nekat

Aku adalah Aku

Aku adalah Aku. Bukan kamu, apalagi dia yang kini masih saja menjadi bayangan dalam pikiranmu Sedangkan aku, hanyalah sesosok bayangan hitam. Mengikutimu sampai kau tertidur di malam kelam. Aku adalah aku. Jangan samakan aku dengannya. Aku dan dia berbeda. Dia lebih cantik dariku, tetapi apakah dia mempunyai perasaan yang besar dan menyayangimu lebih daripada aku?