Rahma's Diary

Jika hanya melamun, apa akan mengembalikanmu padaku? Jika terus berdiam diri, apa akan bisa meraihmu kembali? Jika terus bermuram, apa akan ada yang memberi secercah harapan untuk sekarang hingga nanti? Jika terus menanti apa kau akan datang kepadaku lagi? Ruang begitu hampa Tak ada lelah resahmu dalam duka dan tawa Mengoyak sukma teriris angan Melepas kau terbang melayang ke atas awan Termenung aku berdoa tanpa jeda Melirik denting membunuh waktu, aku menunggu Buta tak mahu tahu diam membisu Ku melongok membuka tirai-tirai juga jendela bilik kayu Jika begini saja, tak ada apa-apa Ketika langkah kaki begitu kaku Aku tak butuh bantuanmu Aku bisa dan aku mampu, walau duri di sepanjang kaki ini

Karena kamu, aku sampai lupa menaruh secangkir teh di atas meja rusak nan lapuk. Karena kamu, rinduku bersemayam hangat layaknya sebuah pengharapan terbesarku. Karena kamu, aku berharap kelak nanti aku bisa bertemu denganmu. Karena kamu, aku ingin kamu memerhatikanku seperti aku yang selalu memerhatikanmu dari jauh. Karena kamu, aku ingin berbisik hingga membuatmu terngiang-ngiang di otakmu. "Cinta itu datang karena terbiasa. Kalau cinta datang karena dipaksa. Bukan cinta namanya, tapi dusta."